Kendari – Kabengga.id ll Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara menegaskan komitmen penuh dalam mendukung riset dan kebijakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan kesehatan.

Hal itu disampaikan Gubernur Sultra Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sultra Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D. dalam acara PAIR-UHO-Sultra Roundtable Meeting di Gedung Rektorat Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Selasa (14/10/2025).

Dalam sambutannya, Sekda menyebut forum tersebut menjadi ajang strategis mempertemukan akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk menyusun langkah konkret memperkuat ketahanan iklim dan kesehatan di Sultra.

“Kami menyambut baik forum ini sebagai ruang diskusi lintas sektor. Hasilnya diharapkan melahirkan langkah nyata memperkuat ketahanan iklim dan kesehatan di Sultra,” ujar Asrun Lio membacakan sambutan gubernur.

Gubernur menyoroti dampak nyata perubahan iklim di Sultra, seperti kekeringan berkepanjangan, curah hujan ekstrem, dan gelombang panas. Bahkan, sembilan kabupaten sempat menetapkan status tanggap darurat akibat kekeringan dampak El Niño.

Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi sektor kesehatan, mulai dari meningkatnya penyakit menular, gangguan pernapasan, stres panas, hingga gangguan gizi.

“Kami berharap forum ini menghasilkan peta kerentanan iklim dan kesehatan di tiap daerah, serta rekomendasi yang bisa diintegrasikan dalam RPJMD dan Renstra OPD,” lanjutnya.

Pemprov juga berkomitmen membuka akses data lintas OPD dan melibatkan kelompok rentan seperti nelayan, petani, masyarakat adat, dan warga pesisir dalam proses riset dan pengambilan kebijakan.

“Mari kita berpikir besar, bekerja inklusif, dan menghasilkan rekomendasi yang berdampak nyata bagi masyarakat,” tutupnya.

Dukungan dari Australia dan Akademisi

Kegiatan ini turut dihadiri Konsul Jenderal Australia di Makassar Todd Dias, Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre (AIC) Dr. Eugene Sebastian, perwakilan LPDP, serta pejabat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Plt Rektor UHO yang diwakili Wakil Rektor IV Prof. Dr. Takdir Saili menyampaikan apresiasi kepada AIC dan Pemprov Sultra atas kepercayaan kepada UHO sebagai tuan rumah kegiatan tersebut.

“Kami berharap ke depan kolaborasi ini tidak hanya bersifat individu, tapi kelembagaan agar konsorsium PAIR semakin luas,” katanya.

Sementara itu, Dr. Eugene Sebastian menjelaskan PAIR melibatkan lebih dari 15 universitas dan 200 peneliti dari Indonesia dan Australia.

“Fokus kami bukan hanya pada apa yang diteliti, tapi bagaimana hasil riset bisa mendukung kebijakan dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” ujarnya.

Konsul Jenderal Australia Todd Dias menambahkan, kemitraan ini diharapkan memperkuat riset berbasis kearifan lokal di wilayah timur Indonesia.

“Saya bangga kemitraan melalui PAIR kini meluas hingga ke wilayah Sulawesi lainnya,” katanya.**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *