Kendari — Kabengga.id ll Harapan baru bagi masyarakat pesisir Sulawesi Tenggara kian nyata. Tahun 2025 mendatang, enam kabupaten di provinsi ini ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih, sebuah program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang bertujuan memperkuat kesejahteraan dan kemandirian nelayan.

Keenam daerah yang beruntung mendapatkan kesempatan strategis ini adalah Kabupaten Konawe, Kolaka, Bombana, Buton Utara, Buton Selatan, dan Muna. Masing-masing akan menerima alokasi anggaran sebesar Rp22 miliar untuk membangun infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi nelayan. Total dana yang digelontorkan KKP untuk Sultra mencapai Rp132 miliar.
Program Kampung Nelayan Merah Putih menjadi wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat pesisir. Melalui program ini, pemerintah berkomitmen menghadirkan fasilitas memadai, mulai dari dermaga, tempat pelelangan ikan, hingga sentra pengolahan hasil laut yang modern. Tujuannya jelas — meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sultra menyebut, penetapan enam daerah tersebut didasarkan pada potensi perikanan tangkap, kesiapan lahan, serta komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan sektor kelautan. “Program ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi tentang membangun harapan dan kemandirian nelayan kita,” ujarnya.
Lebih dari sekadar proyek fisik, Kampung Nelayan Merah Putih juga mendorong lahirnya inovasi sosial di kalangan masyarakat pesisir. Melalui pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan, nelayan diharapkan mampu bertransformasi menjadi pelaku ekonomi kreatif yang mandiri. KKP menegaskan, pembangunan kampung nelayan akan melibatkan masyarakat secara langsung agar manfaatnya benar-benar dirasakan dari bawah.

Masyarakat di berbagai wilayah pun menyambut program ini dengan antusias. Di Kabupaten Kolaka, misalnya, para nelayan mengaku optimistis pembangunan ini akan membuka peluang baru, terutama dalam hal penyimpanan hasil tangkapan dan akses pasar. Sementara di Muna dan Bombana, program ini dipandang sebagai momentum untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong di desa-desa pesisir.
Tak hanya memperkuat ekonomi, pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih juga membawa pesan simbolik: kemandirian bangsa yang tumbuh dari lautnya sendiri. Laut bukan lagi sekadar sumber penghidupan, tetapi juga kebanggaan nasional. Dengan fasilitas yang layak dan dukungan teknologi, nelayan Indonesia diharapkan dapat bersaing secara global tanpa kehilangan kearifan lokal.
Dengan langkah ini, Sulawesi Tenggara kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu provinsi maritim yang strategis di Indonesia bagian timur. Melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, harapan besar kini terbit dari ufuk timur Nusantara — bahwa kesejahteraan nelayan bukan lagi sekadar wacana, melainkan keniscayaan yang tengah dibangun bersama./DR.
