Kendari – Proyek pembangunan jetty tambang di pesisir Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, kian memicu kecaman. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut proyek ini bukan sekadar ancaman ekologis, melainkan juga sarat konflik kepentingan.
Ada dugaan kuat, segelintir elit pejabat publik berada di balik proyek ini memanfaatkan kekuasaan demi memperlancar kepentingan
korporasi tambang.
Direktur WALHI Sultra, Andi Rahman, menyebut bahwa proyek ini tak lahir dari kebutuhan rakyat, melainkan dari skenario elit.
“Kami mencium adanya dugaan kuat bahwa rencana pembangunan jetty di Soropia dikendalikan oleh segelintir oknum pejabat publik yang memiliki kedekatan dengan perusahaan tambang. Ini bukan soal pembangunan untuk rakyat, ini tentang keuntungan korporasi,” tegas Rahman. (redaksi)