Kendari – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan Akad Massal Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi 1.800 debitur baru, sebagai wujud komitmen daerah dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta memperkuat fondasi ekonomi lokal.
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka mengatakan bahwa penyaluran KUR ini bertujuan utama membuka kesempatan bagi debitur baru dan menggerakkan sektor ekonomi mikro yang belum berjalan optimal.
“Yang sudah ada itu kurang lebih 47 ribu debitur dengan penyaluran kredit kurang lebih Rp3 triliun. Hari ini sekaligus juga kita buka kesempatan bagi mereka yang baru,” kata Andi Sumangerukka di Kendari, Selasa (21/10).
Gubernur menekankan pentingnya efek ekonomi dari pinjaman ini, sekaligus juga mengingatkan masyarakat bahwa KUR adalah pinjaman, bukan dana hibah.
“Kita berharap ada efek ekonominya. Dengan adanya KUR ini, dapat menggerakkan ekonomi mikro yang tidak jalan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa program tersebut dikendalikan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sultra, dengan dukungan Bank Sultra sebagai co-host dalam pengelolaan.
Untuk Bank Sultra sendiri memiliki alokasi KUR sekitar Rp218 miliar.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sultra La Ode Muhamad Shalihin menyampaikan bahwa berdasarkan data per 18 Oktober 2025, total penyaluran KUR di Bumi Anoa mencapai Rp3,2 triliun dengan total 56 ribu debitur.
Shalihin menjelaskan bahwa KUR memiliki skema pinjaman yang sangat terjangkau bagi UMKM. Pinjaman di bawah Rp100 juta tidak memerlukan agunan tambahan, dengan bunga tetap 6 persen per tahun atau 0,5 persen per bulan.
Sementara itu, pengamat Ekonomi Sultra Syamsir Nur menilai KUR merupakan instrumen vital untuk mendorong pertumbuhan UMKM (redaksi)
