Kendari – Ratusan warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dari berbagai kalangan memadati kawasan Bundaran Tank, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia menyuarakan aksi solidaritas untuk Gaza, Minggu (3/8).
Pantauan di lokasi, tua-muda, laki-laki dan perempuan, berdiri berjajar sambil membawa panci, wajan, sendok, hingga piring—bukan untuk memasak, tetapi sebagai simbol kepedulian terhadap warga Palestina di Gaza yang kini menghadapi krisis kelaparan.
Anak-anak memegang sendok kecil di tangan mungil mereka, para remaja mengangkat panci di atas kepala, sementara orang tua membawa nampan logam bertuliskan “Save Gaza”. Simbol-simbol sederhana itu menjadi cermin jeritan nurani dari sudut Kota Kendari.

Aksi yang mengusung tema “Stop Starving Gaza” ini menjadi bentuk solidaritas atas situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza, terutama sejak penutupan akses logistik di perbatasan Rafah oleh pemerintah Mesir.
“Kita tahu sekarang kelaparan digunakan sebagai senjata. Kami membawa alat-alat dapur ini bukan untuk simbol kosong, tetapi sebagai gambaran betapa sederhananya kebutuhan yang tidak bisa mereka penuhi di sana,” ujar koordinator aksi, Rahmawati.
Tak sekadar aksi diam, para peserta juga menyerukan desakan agar Mesir membuka kembali perbatasan Rafah. Mereka berharap suara dari Kendari bisa ikut menggugah perhatian dunia atas situasi kemanusiaan di Palestina.
“Kami tahu Palestina jauh. Tetapi nilai kemanusiaan tidak punya batas geografis. Dulu mereka bersuara untuk kemerdekaan Indonesia. Hari ini, giliran kita menyuarakan hak hidup mereka,” tambah Rahmawati.
Aksi ini menjadi bagian dari rangkaian dukungan warga Kendari untuk Palestina, mulai dari konvoi sepeda, siaran radio, hingga kampanye daring. Semua upaya itu menunjukkan bahwa penderitaan tidak akan dibiarkan sendiri, selama masih ada hati yang peduli. (redaksi)