Jakarta — Presiden Prabowo Subianto menilai kemiskinan yang masih terjadi di Indonesia merupakan warisan panjang dari sejarah bangsa yang dijajah ratusan tahun. Ia menekankan, kondisi itu terjadi karena para pemimpin di masa lalu tidak mampu menjaga kedaulatan bangsa dari intervensi asing.
“Dan akhirnya terjadilah kemiskinan. Jadi saudara harus mengerti bahwa kemiskinan itu terjadi karena pemimpin-pemimpin yang tidak pandai, tidak andal, tidak kuat, dan tidak mampu menghadapi penjajahan dari luar,” ujar Prabowo sebagaimana dikutip dari DetikNews, Sabtu (23/8/2025).
Prabowo menjelaskan, penjajahan bukan hanya soal penguasaan wilayah, tetapi juga eksploitasi besar-besaran terhadap kekayaan alam Indonesia. Menurutnya, kondisi itu membuat rakyat hidup dalam penderitaan panjang, dan dampaknya masih terasa hingga kini.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya melaporkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2025 turun menjadi 8,47 persen, level terendah sepanjang sejarah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin kini sekitar 23,85 juta orang.
“Ini untuk pertama kalinya kemiskinan Indonesia berada di bawah sembilan persen. Namun jumlah penduduk miskin masih signifikan, sehingga program perlindungan sosial dan penciptaan lapangan kerja tetap harus diperkuat,” kata Sri Mulyani, dikutip dari detikFinance dan BPS.
Pemerintah, tambahnya, akan terus mendorong kebijakan yang fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan sosial, pendidikan, dan penguatan ekonomi produktif, sekaligus memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap menjadi penopang utama.
