Kendari – Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menurunkan sebanyak 800 personel gabungan tanpa menggunakan senjata api untuk mengamankan demonstrasi 1 September di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kapolda Sultra Irjen Pol. Didik Agung saat ditemui di Kendari, Senin, mengatakan bahwa pengamanan terhadap para demonstran merupakan tugas dari kepolisian. Bahkan, Polda Sultra telah menyiapkan seluruh personel untuk memberikan pelayanan, pengayoman, dan pengamanan terhadap para masyarakat yang hendak melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi mereka.
“Kami betul-betul berharap mari sama-sama kita menjaga diri, saling menghormati sehingga proses demokrasi, proses penyampaian itu bisa berjalan dengan baik,” kata Didik Agung.
Dia menyebutkan untuk pengamanan hari ini pihaknya telah mempersiapkan sekitar 800 personel khusus dari Polda Sultra demi membantu para personel dari Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari mengamankan demonstrasi di wilayah tersebut.
“Untuk pengamanan ada 800, kemudian dari jajaran Polres-Polres sudah siap semua, kita backup dari Polres jajaran semua,” ujarnya.
Didik Agung mengungkapkan jika dalam pengamanan itu pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh personel untuk tidak menggunakan atau membawa senjata api, dan menciptakan pengamanan demo yang humanis.
“Insya Allah tidak ada (membawa senjata api), sepanjang kita melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, kami jamin,” ungkap Didik Agung.
Ia juga menjelaskan jika protap pengamanan yang dilakukan oleh Polri sudah sangat baik dengan mengikuti petunjuk teknis dari Undang-Undang Polri Nomor 2 Tahun 2002, yang merupakan produk undang-undang reformasi.
“Dalam proses kita memberikan perlindungan, pelayanan, dan pengayoman terhadap para pengunjukrasa pun diatur dengan baik, sepanjang itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, pasti kita akan memberikan yang terbaik untuk mereka, dalam memberikan pelayanan, pengayoman dan perlindungan,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan ANTARA di Kantor DPRD Provinsi Sultra, ribuan masyarakat dan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Kendari, masih terus melakukan demonstrasi di halaman DPRD Sultra. Mereka terus bergantian melakukan orasi menyampaikan aspirasi di hadapan petugas kepolisian dan Ketua DPRD Sultra La Ode Tariala.
Satu persatu kelompok demonstran diterima dengan baik oleh DPRD Sultra bersama Kapolda Didik Agung dan Komandan Korem 143 Haluoleo.
Beberapa hal yang menjadi tuntutan pendemo, antara lain mendesak DPRD Sultra mengeluarkan rekomendasi agar pemerintah pusat mengesahkan Undang-Undang Perampasan Aset, hingga mendesak Kapolri untuk mencopot jabatan Kapolda Metro Jaya dari jabatannya buntut tewasnya Affan Kurniawan, sang pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis (Rantis) Brimob Polri (redaksi)