Langara – Pemerintah Desa Langara Bajo, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan sedang menangani 13 anak penderita stunting dengan memprogramkan pemberian makanan tambahan (PMT)
Selain itu dirinya sebagai pj kades senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya stunting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Langara Bajo, Tahrir, S.Ag kepada Kabengga.id, Senin (11/8).
“Benar di desa kami ini terdapat 13 anak penderita stanting, dan kalau dirangking desa Langara Bajo ini berada diurutan kelima terbanyak se – Kecamata Wawonii Barat,” jelasnya.
Untuk menangani anak penderita stunting, pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp 7 juta rupiah yang diambil dari dana desa.
Pemberian makanan tambahan dilaksanakan di setiap posyandu sekali seminggu.
“Kami juga berkolaborasi dengan pihak Dinas Kesehatan karena mereka juga punya program pada ana -anak stunting. Kami siapkan dananya sedangkan penanganan secara teknis dilakukan kawan – kawan Dinas Kesehatan,,”ungkapnya.
Menurut Tahrir penyebab banyaknya kasus stunting disebabkan tingkat pernikahan dini, kondisi kesehatan lingkungan, pemahaman masyarakat akan arti pentingnya pemenuhan gizi bagi anak – anak.
Sementara itu Ketua DPC Lembaga Pengawas Reformasi Indonesia (LPRI) Konkep Amin Ardad menyayangkan kasus stunting di Langara Bajo.
“Soal ini tidak hanya menjadi tanggungjawab pemdes Langara Bajo, tapi menjadi tanggungjawab semua komponen di Konkep, kasus stanting itu bukan hanya isu nasional tapi menjadi isu dunia,” tandasnya.
Menurutnya berdasarkan hasil identifikasi di lapangan diperoleh informasi jika Wawonii Barat merupakan kecamatan terbanyak kasus stunting dari tujuh kecamatan yang ada di Konkep. (redaksi)
