Kendari – Kabengga. id ll Pembangunan pabrik tebu di Kabupaten Konawe Selatan segera direalisasikan sebagai bagian dari program hilirisasi perkebunan Sulawesi Tenggara (Sultra). Kehadiran pabrik ini diyakini mampu membuka ribuan lapangan kerja sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, saat menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan. Rakor ini dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, jajaran BUMN pangan, sejumlah gubernur, serta perwakilan dari 200 kabupaten/kota se-Indonesia.

Fokus Hilirisasi Sultra: Tebu

Andi Sumangerukka menjelaskan, Sultra memiliki tujuh komoditas perkebunan potensial untuk hilirisasi, yakni tebu, jambu mete, kakao, kelapa, sagu, aren, nilam, dan sawit. Dari jumlah tersebut, tiga komoditas – tebu, jambu mete, dan kakao – masuk dalam program hilirisasi nasional.

“Untuk saat ini, konsentrasi pertama hilirisasi nasional di Sultra adalah komoditas tebu, karena akan dibangun pabrik tebu di Kabupaten Konawe Selatan,” ujarnya.

Dampak Ekonomi Pabrik Tebu

Menurut Gubernur, keberadaan pabrik tebu akan membawa multiplier effect besar bagi masyarakat Sultra, di antaranya:

Membuka ribuan lapangan kerja baru.

Meningkatkan kesejahteraan petani tebu.

Memberi dorongan bagi UMKM lokal.

Memperkuat daya saing industri perkebunan di daerah.

Komitmen Pemprov Sultra

Sebagai bentuk dukungan, Pemprov Sultra menandatangani MoU Komitmen Kesanggupan Pemenuhan Data Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) bersama sejumlah provinsi lain.

“Dengan adanya pabrik tebu di Konawe Selatan, kita optimis petani makin sejahtera, produktivitas meningkat, dan ekonomi daerah bergerak lebih cepat,” tegas Andi Sumangerukka.**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *