Kendari, 11 September 2025 – Tragedi September Berdarah 2019 masih meninggalkan luka yang belum sembuh. Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi dan Yusuf, gugur di ujung senjata aparat kepolisian. Enam tahun sudah berlalu, namun keadilan masih terkunci rapat. Para pelaku masih bebas berkeliaran, seolah nyawa mahasiswa tidak ada harganya.

Kami, Mahasiswa FISIP UHO, berdiri dengan tegas menolak melupakan peristiwa kelam ini.

“Randi dan Yusuf bukan hanya nama, mereka adalah nyawa, semangat, dan darah perjuangan mahasiswa. Kami tidak akan pernah tunduk pada lupa, karena lupa adalah bentuk pengkhianatan terhadap mereka yang gugur. Enam tahun sudah negara bungkam, maka hari ini kami bersuara lebih keras: keadilan harus ditegakkan!” tegas Maman, salah satu mahasiswa FISIP UHO.

Tragedi ini adalah bukti bahwa demokrasi masih penuh luka, bahwa suara kritis masih dianggap ancaman, dan bahwa aparat yang seharusnya melindungi justru menjadi algojo.

Oleh sebab itu, kami mengajak seluruh mahasiswa Universitas Halu Oleo, seluruh kaum muda, dan seluruh rakyat Indonesia untuk menolak lupa, melawan impunitas, dan meneruskan api perjuangan Randi dan Yusuf.(redaksi).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *