Bombana – Kabengga.id (15 Oktober 2025) ll Kepala Desa Watuwatu, Nasrin, menyikapi pemberitaan terkait dugaan proyek peningkatan dan penimbunan jalan lingkungan permukiman di desanya, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, yang disebut dikerjakan tidak sesuai standar. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya benar dan memberikan klarifikasi bahwa keterlambatan proses fibro (pemadatan) disebabkan oleh kendala alat berat di wilayah Bombana.
Sebelumnya, sejumlah warga menyoroti pengerjaan jalan desa yang bersumber dari APBDes 2025 senilai sekitar Rp89 juta tersebut. Mereka menilai proyek itu tidak melalui proses pemadatan atau pemfibroan sebagaimana mestinya, sehingga kualitasnya diragukan.
“Jalan itu hanya ditimbun tanpa dipadatkan. Kami minta pihak terkait turun memeriksa proyek ini karena ini uang rakyat,” ujar salah satu warga berinisial IM.
Menanggapi hal itu, Nasrin menjelaskan bahwa proses fibro memang sempat tertunda karena keterbatasan alat berat di wilayah Bombana.
“Bukan berarti jalan di Watuwatu tidak di-fibro. Kami terlambat sekitar tiga hari karena masih menunggu alat yang akan digunakan. Hari ini pekerjaan fibro sudah kami laksanakan bersama tim TPK dan masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nasrin menerangkan bahwa proyek tersebut merupakan jalan dusun atau jalan tani dengan panjang sekitar 350 meter. Awalnya, kata dia, dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak tercantum kegiatan fibro, namun pihak desa berinisiatif menambahkannya demi meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.
“Sebenarnya dalam RAB tidak ada fibro, tapi kami melihat kondisi lapangan. Kalau tidak di-fibro hasilnya tidak bagus, makanya kami berinisiatif untuk melaksanakan fibro dengan swadaya dan dukungan masyarakat,” ujarnya.
Kepala Desa itu juga menyebut keterbatasan alat kerja menjadi kendala utama dalam pelaksanaan proyek-proyek di desa. Hal itu terjadi karena banyak desa yang melakukan pekerjaan secara bersamaan, sementara ketersediaan alat di Bombana terbatas.
“Ini bukan masalah baru. Sejak dulu kami di desa sering terkendala alat karena harus menunggu giliran dari desa lain,” katanya.
Ia berharap ke depan pemerintah daerah dapat membantu menyediakan fasilitas alat kerja bagi desa-desa agar pelaksanaan pembangunan bisa berjalan lebih maksimal dan tanpa hambatan.
“Harapan kami, pemerintah daerah bisa menyiapkan alat di desa-desa agar pekerjaan bisa cepat selesai dan hasilnya lebih baik,” tutup Nasrin.