Seandainya hati masyarakat Kabaena bisa didengar para pengambil kebijakan, yang terdengar bukanlah suara pesta kekuasaan, melainkan jeritan panjang dari tanah kelahiran kami. Jalan rusak yang setiap hari dilalui warga bagaikan lorong derita, hutan ditambang tanpa ampun hingga menyisakan luka, dan infrastruktur dibiarkan terbengkalai. Hidup di Kabaena kian terasa seperti bertahan, bukan berkembang.
Wakil Rakyat, Dengarlah Jeritan Kami

Kami tidak butuh janji manis. Yang kami butuhkan adalah bukti nyata bahwa suara rakyat benar-benar diperjuangkan. Gaji, fasilitas, dan kedudukan wakil rakyat berasal dari suara kami, tetapi mengapa ketika kami menjerit, yang terdengar hanya hening? Apakah kalian memilih duduk nyaman di balik meja ber-AC, sementara jalan Kabaena berubah menjadi kubangan lumpur dan anak-anak kami harus berjalan di atas penderitaan?
Kekayaan Alam Habis, Penderitaan Tinggal
Pulau Kabaena dianugerahi nikel yang melimpah. Namun, kekayaan yang seharusnya menjadi modal pembangunan justru habis ditambang tanpa meninggalkan jejak kesejahteraan. Apa gunanya gunung-gunung dikeruk bila hanya meninggalkan lubang menganga? Apa artinya hasil tambang yang keluar setiap hari bila tidak kembali dalam bentuk jalan layak, sekolah memadai, atau fasilitas kesehatan untuk masyarakat?

Jangan Berlindung di Balik Tembok Kekuasaan
Penderitaan rakyat Kabaena tidak boleh terus berlangsung. Jangan biarkan jeritan kami diabaikan demi kepentingan sesaat. Wakil rakyat sejati adalah mereka yang berani bersuara lantang di meja kekuasaan, bukan sekadar menjadi pengikut arus politik. Jika benar kalian adalah wakil kami, maka perjuangkanlah apa yang menjadi hak rakyat: pembangunan, kesejahteraan, dan masa depan anak-anak kami.

Sebab, jika jeritan ini terus kalian abaikan, sejarah akan mencatat bahwa ketika Kabaena merintih, wakil rakyatnya justru berpaling. Namun bila kalian berani berjuang, masyarakat akan menyampaikan terima kasih yang tulus. Sebab dari keberanian kalian, jeritan ini bisa berubah menjadi harapan.
Sumber:jendela Kabaena/Kabengga.id.