Bombana – Kabengga.id ll Proyek jalan di Desa Anugrah, Kabupaten Bombana, kembali membuka borok lama soal kualitas pembangunan desa. Hasil pekerjaan yang baru rampung ini disorot tajam oleh Lembaga Suara Rakyat (LSR) Bombana karena dianggap jauh dari kata layak. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi ekonomi warga justru tampak seperti jalan tambal sulam yang dikerjakan asal jadi.

Ketua LSR Bombana, Ikhsar, S.P, menilai proyek tersebut mencerminkan lemahnya tanggung jawab dan kontrol dari pihak pelaksana. Alih-alih membangun akses yang kokoh, hasilnya justru memperlihatkan mental proyek yang lebih mementingkan pencairan anggaran ketimbang manfaat bagi rakyat.

“Permukaan jalan itu longgar, berpasir, dan mudah tergerus. Kami menemukan indikasi kuat bahwa tahapan penting seperti pemadatan dan finishing diabaikan,” tegas Ikhsar dalam keterangannya. Ia menyebut, kualitas proyek itu tidak hanya buruk, tapi juga menunjukkan tanda-tanda ketidakberesan dalam pelaksanaannya.

LSR bahkan menduga ada permainan di balik komposisi material. Material pengerasan yang digunakan dinilai tidak sesuai spesifikasi, seolah ada upaya “menghemat” anggaran untuk keuntungan pihak tertentu. Padahal, nilai proyek yang tercantum dalam dokumen anggaran seharusnya cukup untuk menghasilkan jalan berkualitas baik.

“Kalau proyek ini bersumber dari Dana Desa atau APBD, maka hasilnya tidak masuk akal. Dengan anggaran sebesar itu, seharusnya warga mendapat jalan yang kuat dan tahan lama, bukan jalan yang hancur sebelum dipakai,” sindir Ikhsar.

Sorotan LSR juga mengarah pada lemahnya pengawasan teknis dari pemerintah desa dan instansi terkait. Proyek yang mestinya melalui tahapan mixing material hingga perawatan pasca pengerjaan, diduga dikerjakan dengan pola ‘asal selesai’. Tak ada tanda-tanda kontrol kualitas yang ketat di lapangan.

Kondisi jalan yang baru selesai itu kini sudah menunjukkan gejala rusak dini — berdebu, bergelombang, dan cepat tergerus air. Bagi warga, ini bukan sekadar proyek gagal, tapi simbol nyata bahwa uang publik kembali dikorbankan oleh lemahnya integritas dalam pelaksanaan.

LSR Bombana menuntut langkah cepat dari aparat penegak hukum dan inspektorat untuk mengusut proyek ini hingga tuntas. “Kami tidak asal bicara. Ada bukti di lapangan. Kalau dibiarkan, kasus seperti ini akan terus berulang. Desa butuh pembangunan, bukan proyek murahan yang hanya menguntungkan segelintir orang,” tutup Ikhsar, S.P dengan nada tegas./AI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *