Kendari – Psikolog Chadidjah D Solomo, S.Psi mengatakan fenomena pemilihan Jembatan Teluk Kendari sebagai lokasi untuk tindakan mengakhiri hidup didorong oleh beberapa faktor.

Hal tersebut dikatakan Chadidjah D. Selomo, S.Psi, M.Psi, dalam dialog di RRI Kendari, Selasa (3/6).

Chadidjah menyoroti bahwa kombinasi beberapa aspek menjadikan jembatan tersebut seolah pilihan bagi mereka yang tengah dilanda keputusasaan.

Kutipan pertama dari Chadidjah D. Selomo menjelaskan mengenai aspek aksesibilitas dan minimnya penghalang.

“Jembatan itu mudah diakses, kemudian belum ada tanda larangan untuk berhenti, baru kali ini saja baru ada tanda seperti itu,” ujar Chadijah.

Lebih lanjut Chadidjah menjelaskan bagaimana persepsi terhadap ketinggian jembatan dapat mempengaruhi pikiran individu yang sedang kalut dan tertekan.

“Tinggi, namanya jembatan pasti tinggi. Disaat pikiran yang bersangkutan udah kalut tidak tahu harus bicara kepada siapa, tekanan hidup yang tinggi, rasa amarah yang begitu besar, namun ia pendam sendiri. Dia tidak bisa keluarkan apa yang ada dipikiran dan perasaannya, dengan melihat air yang di bawah dari jembatan yang sangat tinggi itu, dia akan berpikiran bahwa, ‘wah kalau saya terjun selesai, sekali terjun habis masalah saya’,” terangnya.

Faktor ketiga yang disorot adalah privasi, terutama pada waktu tertentu, yang bisa memperkuat niat individu, apalagi jika disertai kondisi psikologis yang berat.

“Privasi, semakin malam semakin sepi. Jadi ketika dia melakukan aksi tersebut sendiri, apalagi kalau memang yang bersangkutan dia mempunyai stres yang berkepanjangan yang tidak berhenti bahkan sudah cenderung depresi, ada halusinasinya, ‘ayo terjun, ayo terjun’,” jelasnya.

Chadidjah D. Selomo menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor ini sebagai landasan untuk merancang strategi pencegahan yang lebih komprehensif.

Upaya tersebut mencakup peningkatan pengawasan fisik di area jembatan, pemasangan penghalang yang memadai, serta yang tidak kalah penting, penguatan layanan dukungan kesehatan mental yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

Chadidjah juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli dan responsif terhadap tanda-tanda tekanan emosional pada orang-orang di sekitar.(redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *