Kabengga. Id ll Kendari,(22 /7/ 25)– Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian kembali menunjukkan komitmennya dalam menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program Bursa Kerja Pencaker. Kegiatan yang digelar dengan menggandeng 15 perusahaan terkemuka ini membuka ratusan lowongan kerja yang secara khusus diperuntukkan bagi warga Kota Kendari. Ini bukan hanya ajang seremonial tahunan, melainkan strategi serius dalam menghadirkan solusi nyata terhadap tantangan ekonomi lokal.
Tokoh muda dan pemerhati kebijakan publik, Alfansyah, S.H memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini. Ia menyebut bursa kerja tersebut sebagai bukti konkret hadirnya negara di tengah rakyat, sekaligus bentuk pemerintahan yang berpihak pada kebutuhan riil masyarakat kelas bawah.
“Program ini bukan hanya tentang menciptakan lapangan kerja. Ini adalah instrumen pembangunan sosial yang strategis. Pemerintah hadir bukan sebagai pengatur saja, tapi sebagai penghubung antara peluang ekonomi dan potensi rakyatnya. Saya melihat ini sebagai langkah serius dalam menata struktur sosial dan ekonomi kota,” ujar Alfansyah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari Tahun 2024, tingkat kemiskinan di Kendari mencapai 4,68%, setara dengan sekitar 17.360 jiwa. Sementara itu, angka pengangguran terbuka berada pada kisaran 6,34%, menunjukkan bahwa persoalan pengangguran masih menjadi salah satu pekerjaan rumah yang membutuhkan intervensi berkelanjutan dari pemerintah. Alfansyah menilai bahwa bursa kerja ini merupakan bentuk intervensi yang tepat sasaran.
Alumni Fakultas Hukum UHO itu menyampaikan, keberhasilan kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran sentral Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, yang dinilainya memiliki keberpihakan nyata terhadap warga kecil dan lapisan masyarakat bawah.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Ibu Wali Kota, Siska Karina Imran. Di tengah tekanan pembangunan fisik dan proyek-proyek infrastruktur, beliau tetap konsisten menempatkan rakyat Kendari sebagai pusat kebijakan. Langkah beliau mendorong bursa kerja seperti ini membuktikan bahwa pembangunan sosial tak kalah penting dibanding pembangunan fisik,” tegas Alfansyah.
Menurut Alfansyah, Wali Kota Siska menunjukkan bahwa pembangunan kota tidak semata soal gedung tinggi, jalan besar, atau tata kota yang estetik. Tapi juga tentang bagaimana rakyat kecil bisa makan layak, punya pekerjaan, dan tidak hidup dalam jerat kemiskinan struktural. Bursa Kerja Pencaker adalah contoh kebijakan pembangunan inklusif yang menyentuh lapisan paling rentan dalam masyarakat.
Ia juga berharap bahwa kegiatan seperti ini tidak berhenti pada satu momentum saja, melainkan menjadi agenda rutin yang didampingi dengan pelatihan keterampilan, bimbingan karier, dan pemetaan potensi tenaga kerja lokal secara terukur.
“Jika ini dikelola dengan data yang kuat, partisipatif, dan transparan, maka Kendari bisa menjadi kota yang betul-betul unggul dalam pengembangan sumber daya manusianya. Kita tidak bisa mengandalkan pasar kerja nasional saja, kita harus tumbuhkan ekosistem kerja lokal yang sehat dan adil,” tambahnya.
Di tengah tantangan ekonomi nasional dan global, serta kondisi lapangan kerja yang makin kompetitif, program seperti Bursa Kerja Pencaker bisa menjadi penyambung harapan bagi para pencari kerja di Kendari, khususnya generasi muda dan masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini hanya bisa menunggu kesempatan.
Melalui kebijakan progresif yang digagas oleh Wali Kota Siska Karina Imran, Pemerintah Kota Kendari telah menegaskan posisinya sebagai kekuatan pembangunan yang berbasis pada keadilan sosial. Bursa Kerja Pencaker adalah cerminan dari upaya sistematis untuk mengentaskan kemiskinan, menurunkan pengangguran, dan memperkuat ketahanan ekonomi warga. Ini merupakan kebijakan yang berbasis keadilan sosial dan patut kota dukung. Tutupnya. (redaksi).