Kendari ll Kabengga. id. – Suasana belajar seharusnya menjadi ruang tumbuh bagi para pelajar. Namun, bagi ANR, siswa SMAN 12 Kendari, Minggu sore (17/8/2025) justru berubah menjadi pengalaman kelam. Ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah menjadi korban pengeroyokan di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua.
Kasus ini menyita perhatian publik. Pasalnya, peristiwa tersebut tidak hanya mencederai fisik korban, tetapi juga kembali membuka luka lama tentang maraknya kekerasan di kalangan pelajar.
Polresta Kendari bergerak cepat. Dalam kurun dua hari, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) berhasil mengamankan 24 pelajar dari berbagai lokasi. Dari jumlah itu, lima orang resmi ditetapkan sebagai tersangka, sementara satu pelajar lainnya kini berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).

“Dari 24 pelajar yang diamankan, lima orang sudah resmi kami tetapkan tersangka. Sementara sisanya dipulangkan ke orang tua masing-masing, namun wajib lapor setiap Senin dan Kamis,” ujar Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Welliwanto Malau, Selasa (19/8) malam.
Ia menjelaskan, pelajar yang dipulangkan telah menandatangani surat pernyataan di hadapan kepala sekolah, guru, dan orang tua. “Kalau masih ditemukan ikut dalam aksi serupa, sanksi tegas akan diberikan. Kami harap ini bisa memberi efek jera,” tambahnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, aksi pengeroyokan dipicu gesekan antarpelajar yang berujung kekerasan massal. Namun polisi masih mendalami motif serta memastikan tidak ada pihak lain yang ikut terlibat.
Bagi masyarakat Kendari, kasus ini menjadi alarm keras. Pelajar yang seharusnya menyiapkan masa depan dengan ilmu, justru terjebak dalam lingkaran kekerasan. Orang tua dan pihak sekolah pun diimbau memperkuat pengawasan agar insiden serupa tidak kembali terulang.
Kini, ANR masih menjalani perawatan intensif setelah dirujuk dari RS Bhayangkara ke RS Bahteramas Kendari akibat luka serius yang dideritanya. Di sisi lain, masyarakat menanti bagaimana proses hukum bisa berjalan tegas sekaligus memberikan pembelajaran sosial bagi dunia pendidikan di Sulawesi Tenggara.(redaksi).