KONAWE SELATAN – KABENGGA.ID ll Rapat pembahasan program BUMDes Desa Benua Utama, Kecamatan Benua, Kabupaten Konawe Selatan, Rabu (28/5/2025), berubah ricuh. Seorang wartawan media detikfajar.com, JM, justru menjadi korban dugaan pengeroyokan yang melibatkan anak Kepala Desa Benua Utama bersama sejumlah orang yang disebut-sebut sebagai “kaki tangan” sang kades.

Keterangan JM kepada redaksi menyebutkan, keributan berawal saat dirinya menyampaikan usulan terkait kebutuhan pupuk bagi petani jagung dalam forum resmi tersebut. Ia juga menegaskan bahwa rendahnya partisipasi warga bukan karena enggan hadir, melainkan karena sebagian besar tidak pernah diundang.

Pernyataan itu langsung menyulut emosi Kepala Desa Benua Utama, Suaman. Dengan nada tinggi, Suaman mempertontonkan arogansinya di depan peserta rapat.
“Kenapa kamu selalu ribut mengkritik saya,” bentak Suaman sembari memukul meja dan mengusir JM dari balai desa.

Belum sempat keluar, tiba-tiba anak Kepala Desa, Misdar, menyerang dari arah belakang dan memukul JM membabi buta. Kericuhan semakin brutal ketika seorang bernama Jusrin Saloko, S.T., ikut menendang korban hingga terjatuh. Meski sempat dilerai, pengeroyokan berlanjut hingga korban terseret keluar sejauh puluhan meter dari lokasi rapat.

“Anak kepala desa tetap mengejar saya. Saat menangkis pukulannya, saya kembali ditendang dari belakang oleh Jusrin hingga terjatuh, lalu dipukul lagi,” ungkap JM.

Korban akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polsek Benua dengan nomor laporan STBP / 03 / V / 2025 / Sek. Benua.

Kapolsek Benua, Ipda Zulkifli, membenarkan laporan tersebut.
“Benar, kami sudah terima laporan resmi. Pemeriksaan terhadap korban telah dilakukan, dan selanjutnya akan kami panggil para terduga,” tegasnya.

Ketua PJI Sultra, Agussalim Patunru, mengecam keras aksi brutal yang melibatkan keluarga seorang kepala desa.
“Kepala desa seharusnya jadi teladan, bukan malah mempertontonkan arogansi dan membiarkan keluarganya menganiaya warga, apalagi seorang jurnalis. Kami mendesak aparat penegak hukum bertindak tegas tanpa pandang bulu,” tegas Agussalim.

Kasus ini kini menjadi sorotan publik yang menilai dugaan kekerasan tersebut sebagai potret buruk kepemimpinan desa dan ujian serius bagi aparat kepolisian dalam menegakkan hukum secara adil.(red).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *