KENDARI-KABENGGA .ID || Dalam wawancara eksklusif bersama H. Amran, konsultan utama aplikasi AJPAR, terungkap bagaimana sebuah aplikasi karya anak bangsa dirancang sebagai solusi digital untuk menstabilkan harga dan menjadi penyanggah derasnya aliran dana keluar negeri. AJPAR ( Aplikasi Jaringan Penggerak Amanah Rakyat ) hadir sebagai jawaban atas tantangan ekonomi digital yang semakin menggerus UMKM dan ekonomi kerakyatan.

Menurut H. Amran, latar belakang lahirnya AJPAR bermula dari perenungan atas fenomena transformasi digital yang semakin meminggirkan pelaku usaha lokal. Ia menyebut berbagai aplikasi asing seperti Gojek, Grab, Shopee, hingga Alibaba, telah menyebabkan pasar lokal lesu dan membuat dana terus mengalir ke luar negeri. “Kalau ini dibiarkan, kita hanya akan jadi penonton di negeri sendiri,” tegasnya di hotel athaya pada Sabtu, (2/8/25).

Berbeda dari anggapan umum, AJPAR bukan hanya diperuntukkan bagi UMKM semata. Aplikasi ini didesain untuk seluruh lapisan masyarakat dengan konsep ekonomi religius dan patriotis. Tidak ada batas saldo minimum, tidak ada potongan top-up, serta seluruh dana yang dimasukkan dapat digunakan tanpa potongan. AJPAR memberi akses seluas-luasnya kepada merchant tanpa pungutan biaya dan tanpa markup harga.

Dibangun dengan semangat “terakhir tapi mutakhir”, AJPAR menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki aplikasi sejenis. Ia menyatukan layanan transportasi, pembayaran multibiller, marketplace, mini ATM, hingga jual beli tanah dan properti dalam satu platform. Semua fitur ini dikembangkan dengan fokus pada efisiensi, keterjangkauan, dan kemandirian ekonomi lokal.

Keunggulan lainnya adalah harga layanan dan potongan yang sangat bersaing. Potongan untuk driver hanya 3-8%, jauh di bawah kompetitor yang bisa mencapai 40%. Transfer antarbank dalam dan luar negeri hanya dikenakan Rp1.500, dan transfer sesama AJPAR sepenuhnya gratis. Bahkan top-up saldo tidak dipotong sama sekali, cukup dengan kode unik.

Dalam mendukung pemerintahan daerah, AJPAR juga menyematkan fitur layanan publik, seperti pembayaran PBB, PDAM, retribusi pasar, hingga layanan BAZNAS dan LAZISMU. H. Amran menegaskan, semua ini dilakukan agar AJPAR menjadi satu aplikasi serba guna dalam genggaman.

Penggunaan aplikasi ini juga dijamin aman karena telah memiliki legalitas lengkap dan dikelola oleh tim profesional. Setiap kabupaten memiliki koordinator yang siap membantu masyarakat, serta dukungan penuh dari tim maintenance dan layanan pelanggan yang mudah diakses.

Tak hanya menyelesaikan kebutuhan dasar masyarakat, AJPAR juga membuka lapangan kerja baru melalui rekrutmen driver, kurir, karyawan, hingga agen. Toko-toko lokal juga bisa lebih berkembang dengan bergabung sebagai mitra layanan MINI ATM AJPAR dan Pos Indonesia.

AJPAR berkontribusi nyata dalam menggairahkan pasar lokal. Dengan sistem cashback, potongan admin rendah, dan harga grosir bagi UMKM, aplikasi ini memastikan bahwa dana masyarakat tetap berputar di daerah masing-masing dan tidak terhisap oleh korporasi asing.

Tagline “Download Sekali, Untung Berkali-kali” bukan sekadar slogan. AJPAR membuktikan diri sebagai aplikasi dengan fitur lengkap dan manfaat maksimal. Mulai dari jual beli barang second, properti, pengiriman barang, pembayaran tagihan, hingga layanan transportasi all in one.

Mengakhiri perbincangan, H. Amran menegaskan bahwa AJPAR adalah produk monumental karya Bumi Putra Nusantara yang akan terus berinovasi sesuai perkembangan zaman. “AJPAR memang yang terakhir hadir, tapi kami pastikan AJPAR adalah yang paling mutakhir,” pungkasnya dengan optimisme.

Dengan semangat kebangsaan dan teknologi yang inklusif, AJPAR menjadi harapan baru untuk memperkuat ekonomi lokal, mendorong kemandirian digital, dan menjawab tantangan ekonomi global secara nyata.(redaksi).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *