Bandung – Kabengga.id.ll Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) meluruskan isu yang menyebut aparat kepolisian masuk ke lingkungan Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan melakukan sweeping saat kericuhan beberapa waktu lalu.

Kapolda Jabar, Irjen Pol. Rudi Setiawan, menegaskan kabar tersebut tidak benar.

“Tidak ada polisi yang masuk ke dalam kampus, tidak ada sweeping. Yang berada di pintu gerbang adalah kelompok massa, bukan mahasiswa UNISBA,” tegas Rudi dalam konferensi pers di Bandung, Selasa (2/9).

Ia menjelaskan, aparat hanya melintas di jalan umum dan tidak memasuki area kampus. Bahkan, dalam video yang beredar, terlihat salah satu direktur kepolisian mengingatkan anggotanya agar tidak masuk ke lingkungan kampus.

Komunikasi dengan Pihak Kampus

Polda Jabar juga telah berkoordinasi dengan pimpinan UNISBA. Menurut Kapolda, pihak universitas justru meminta bantuan pengamanan karena kericuhan melibatkan kelompok di luar mahasiswa.

“Kampus justru dimanfaatkan kelompok tertentu yang mempersenjatai diri dan menyerang petugas,” jelasnya.

Rudi menambahkan, sweeping yang terjadi di dalam kampus dilakukan oleh keamanan internal UNISBA, bukan polisi. Langkah tersebut diambil untuk menjaga nama baik kampus sekaligus mengusir pihak-pihak yang membuat keributan.

Pengamanan dan Penangkapan

Dalam patroli skala besar, aparat mengamankan 16 orang pada pukul 00.30 WIB. Dari jumlah tersebut, 10 orang telah teridentifikasi dengan beragam latar belakang, mulai dari mahasiswa, satpam, wiraswasta, hingga pengangguran.

Beberapa di antaranya diketahui terlibat penyalahgunaan narkoba dan membawa senjata berbahaya. Salah satunya mahasiswa berinisial MN (23) yang kedapatan membawa ganja dan terbukti positif narkoba berdasarkan tes urine. Pelaku lain, MF (23), terlibat percakapan terkait transaksi narkoba sekaligus ajakan untuk membuat kericuhan.

Selain itu, polisi juga menangkap GOP, pengangguran lulusan SMA yang membawa ganja, serta AA (25) asal Bandung yang kedapatan membawa senjata soft gun berpeluru gotri. Dua orang terakhir telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Senjata gotri ini berbahaya. Dalam jarak dekat bisa mematikan. Untuk dua tersangka sudah kami proses sesuai hukum, sementara lainnya masih diperiksa tim,” ungkap Rudi.

Bukan Aksi Mahasiswa

Kapolda Jabar menegaskan, kericuhan tersebut bukan aksi unjuk rasa mahasiswa, melainkan ulah kelompok tertentu yang telah merencanakan kekacauan.

“Kami mohon kerja sama semua pihak, baik universitas maupun instansi terkait. Kami sudah berkoordinasi dengan Gubernur, Kajati, Pangdam, dan Ketua Pengadilan agar Jawa Barat tetap aman,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *