,
Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayah tersebut pada Agustus 2025 mengalami kenaikan 1,02 persen, dari 107,79 pada Juli menjadi 108,89.
Plt. Kepala BPS Sultra, Andi Kurniawan, menyampaikan data ini dalam laporan resmi BPS Sultra mengenai perkembangan NTP provinsi Sulawesi Tenggara.
Peningkatan NTP pada Agustus 2025 dipengaruhi oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,82 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) justru mengalami penurunan 0,20 persen.
Kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan pada daya tukar hasil pertanian terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Berdasarkan subsektornya, NTP tercatat sebagai berikut: tanaman pangan sebesar 104,69, hortikultura 113,47, tanaman perkebunan rakyat 112,07, peternakan 105,28, dan perikanan 106,80.
”Jika dibandingkan dengan NTP nasional, Sulawesi Tenggara masih berada di bawah rata-rata, di mana NTP nasional pada Agustus 2025 tercatat 123,57, naik 0,76 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 122,64,” Ujar Andi Kurniawan
Peningkatan NTP Sulawesi Tenggara terutama dipengaruhi oleh kenaikan pada beberapa subsektor, yaitu tanaman pangan sebesar 0,91 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,72 persen, peternakan 0,42 persen, dan perikanan 1,34 persen.
Sementara itu, subsektor hortikultura justru mengalami penurunan sebesar 2,84 persen.
BPS Sultra juga mencatat pada Agustus 2025 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,26 persen.
Penurunan ini salah satunya dipengaruhi oleh turunnya nilai indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. (redaksi)
