Bombana, 29 Agustus 2025 – Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Bombana mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian terhadap demonstran yang berujung jatuhnya korban jiwa di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025. Dalam insiden itu, seorang driver ojek online (ojol) tewas setelah tertabrak mobil taktis Brimob di tengah aksi. Peristiwa berdarah ini dinilai sebagai bukti nyata bahwa negara kembali gagal melindungi rakyatnya dan justru menjadi pelaku kekerasan.
Kader DPC GMNI Bombana, Bung Ikel, menilai tragedi ini menjadi alarm bagi seluruh elemen bangsa.
“Hari ini korban adalah rakyat kecil, besok bisa siapa saja dari kita. Jika Presiden Prabowo tidak segera bertindak, rakyatlah yang akan turun tangan!” ujarnya.
Dalam pernyataannya, DPC GMNI Bombana menyampaikan tujuh sikap politik:
- Mendesak pertanggungjawaban Mabes Polri dan Polda Metro Jaya atas insiden berdarah.
- Mengecam segala bentuk represifitas yang dilakukan aparat penegak hukum, baik sengaja maupun tidak.
- Meminta Presiden Prabowo segera mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Metro Jaya.
- Menuntut proses hukum terhadap aparat yang terbukti melakukan tindak kekerasan hingga menelan korban jiwa.
- Mendesak dibentuknya tim independen pencari fakta atas tragedi ini.
- Menghentikan segala bentuk kriminalisasi dan intimidasi terhadap gerakan rakyat.
- Mengajak seluruh kekuatan progresif, mahasiswa, buruh, tani, dan masyarakat sipil untuk bersatu melawan represi.
GMNI Bombana juga memberikan ultimatum keras bahwa jika tuntutan ini tidak diindahkan dalam waktu 7 x 24 jam, mereka akan menggalang konsolidasi lebih luas bersama rakyat di seluruh Indonesia.
“Lawan represi! Hentikan pembungkaman! Demokrasi tidak boleh mati,” tutup pernyataan resmi GMNI Bombana.
