Kendari – kABENGGA.Id ll Selama tahun 2025 angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan sebanysk 304,43 ribu orang.
Penurunan ini menunjukkan perbaikan kondisi sosial ekonomi di provinsi tersebut. Plt. Kepala BPS Sultra, Andi Kurniawan, menjelaskan bahwa dibandingkan Maret 2024, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 15,28 ribu orang. Sementara bila dibandingkan dengan September 2024, penurunannya tercatat sebesar 840 orang.
“Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 juga turun menjadi 10,54 persen. Angka ini membaik 0,67 persen poin dibanding Maret tahun lalu, dan turun 0,09 persen poin dibanding September 2024,” ujar Andi Kurniawan pada Jumat (25/7).
Perbaikan angka kemiskinan terjadi di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Selama periode Maret 2024 hingga Maret 2025, jumlah penduduk miskin di kota berkurang sebanyak 11,08 ribu jiwa. Di desa, penurunannya mencapai 4,19 ribu orang.
Secara persentase, tingkat kemiskinan di perkotaan menurun dari 7,45 persen menjadi 6,42 persen, sementara di perdesaan turun dari 13,60 persen menjadi 13,13 persen. Namun, bila dibandingkan September 2024, ada dinamika: Angka kemiskinan di perkotaan tetap menurun, sedangkan di perdesaan sedikit meningkat.
BPS juga menyoroti Garis Kemiskinan (GK), yaitu batas minimum pengeluaran kebutuhan pokok makanan dan nonmakanan. Pada Maret 2025, GK Sultra tercatat sebesar Rp488.171 per kapita per bulan, naik 5,50 persen dibandingkan Maret tahun sebelumnya, dan naik 3,13 persen dari September 2024.
Secara rinci, GK di perkotaan naik lebih tinggi, yakni dari Rp493.453 menjadi Rp520.957 per kapita. Di perdesaan, GK meningkat dari Rp460.567 menjadi Rp467.814.
Lebih lanjut, Andi menerangkan bahwa GK terdiri atas dua komponen, yaitu makanan dan nonmakanan. Pada Maret 2025, porsi kebutuhan makanan mendominasi dengan kontribusi sebesar 74,63 persen terhadap total GK. (redaksi)