Oleh : Koningh Anwar

Pasuruan – Indonesia| Dalam upaya mendorong inovasi dalam organisasi pemerintahan tentu sangat memerlukan daya dukung yang kuat. Modernisasi adalah proses perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemajuan suatu masyarakat. Modernisasi dapat mencakup berbagai aspek, yakni teknologi, ekonomi, pendidikan, infrastruktur,

Daya dukung ini tidak sekedar berbentuk membantu, akan tetapi juga mengakselerasikan perubahan inovatif di dalam ekosistem organisasi sektor publik. Tentu sudah banyak literatur yang menjelaskan mengenai berbagai daya dukung inovasi, namun setidaknya ada dua hal yang menjadi daya dukung utama. Kedua hal yang sangat penting untuk membongkar kelambanan birokrasi dan menumbuhkan inovasi di sektor publik itu yakni pemanfaatan iptek dan sumberdaya manusia (SDM).

Di era modern sekarang ini, kehadiran internet dan kemajuan iptek semakin menjadi katalis untuk menghadirkan pelayanan publik yang efesien, hemat biaya, dan transparan. Di beberapa negara maju, administrasi dan pelayanan publik telah bertransformasi dengan penggunaan layanan berbasis teknologi digital. Transformasi layanan dan tata kelola berbasis digital dapat meningkatkan interaksi institusi publik dengan para pemangku kepentingan. Lenskap penyediaan layanan publik menjadi lebih transparan dan akuntabel.

Lebih dari itu, beberapa contoh dari negara dengan sistem e-government terbaik menunjukkan bahwa layanan publik dapat tersedia secara lebih mudah, cepat, bahkan nyaris dapat diakses dari mana saja selama 24 jam. Transformasi pemerintahan digital dan pemanfaatan iptek saja tidak cukup, justru orang dibalik teknologi itu sendiri yang justru menjadi hal fundamental yang harus disasar.

Iptek tidak akan berlari kencang tanpa sumberdaya manusia (SDM) sektor publik yang andal, iptek saja tidak cukup menghadirkan inovasi saja. Namun keandalan SDM justru menjadi kunci yang menggerakkan dan mencipta inovasi, hal penting yang hendak dielaborasi yakni bagaimana organisasi pemerintah perlu melakukan pergeseran paradikma dalam manajemen aparatur.

Sejauh ini, proses yang masih berjalan ialah mengelola SDM di birokrasi sebatas sebagai administrasi aparatur. Bagi aparatur sipil negara (ASN), jargon yang terkenal adalah “Pintar, goblok penghasilan sama”. Benarkah itu masih relevan..? Oleh sebab itu, pentingnya iptep dan sumberdaya manusia (SDM) dalam manajemen talenta dengan menekankan bahwa pentinya strategi manajemen sumberdaya manusia (SDM) serta manajemen aparatur sipil negara (ASN) di birokrasi untuk mendorong inovasi. (Tim/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *