Kendari – Kabengga.id ll Pemerintah Kota Kendari menunjukkan keseriusannya menghadapi tantangan iklim dan laut ekstrem yang kian tak bisa diprediksi. Melalui Asisten III Setda, Imran Ismail, pemkot resmi membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Sulawesi Tenggara 2025 di Hotel Plaza Inn Kendari, Kamis (23/10/2025).

Acara ini tak sekadar seremoni. Di baliknya, ada kesadaran mendalam: nelayan kini berhadapan langsung dengan cuaca yang semakin liar, sementara pengetahuan mereka tentang pola angin dan gelombang sering tertinggal dari perubahan zaman. Karena itu, literasi cuaca bukan lagi tambahan — tapi kebutuhan mutlak.
“Informasi cuaca yang akurat sangat berpengaruh terhadap keselamatan dan produktivitas nelayan,” tegas Imran di hadapan peserta yang terdiri dari nelayan, penyuluh, dan perwakilan lembaga kelautan. Ucapannya mengingatkan bahwa satu gelombang salah prediksi bisa menghapus seluruh hasil tangkapan.

SLCN menjadi ruang belajar yang mempertemukan ilmu pengetahuan dan pengalaman lapangan. Para nelayan tak hanya diajarkan membaca peta cuaca, tetapi juga memahami dinamika laut modern: dari arus permukaan, tekanan angin, hingga sinyal perubahan iklim yang kian terasa di pesisir.
Imran menekankan, kegiatan ini bukan berdiri sendiri. SLCN merupakan bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan pangan, karena laut adalah dapur raksasa bagi jutaan rakyat. Gangguan cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi atau musim kemarau berkepanjangan dapat merusak rantai pasok ikan, memicu lonjakan harga, dan menggoyang inflasi daerah.

Ia mengungkapkan, Kota Kendari sukses menjaga inflasi di level 2,9 persen, berkat kerja sama lintas sektor dan pemanfaatan data cuaca serta iklim dalam pengendalian pasokan pangan. “Koordinasi dan informasi yang cepat menjadi kunci,” ujarnya mantap.
Kegiatan ini juga menjadi sinyal bahwa pemerintah daerah tidak ingin nelayan dibiarkan berlayar dengan nasib. Di tengah digitalisasi dan kemajuan teknologi, nelayan tetap harus menjadi bagian dari sistem informasi modern yang menyelamatkan nyawa sekaligus menyejahterakan keluarga.
Dengan SLCN, harapannya laut bukan lagi wilayah ketidakpastian, tapi ruang produktif yang dikelola dengan pengetahuan. Dan Kendari, pelan tapi pasti, sedang membangun model pengelolaan kelautan yang lebih cerdas, tangguh, dan berpihak pada mereka yang setiap hari menantang ombak untuk hidup.(redaksi).
