Kendari – Realisasi investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) dengan capaian sebesar Rp15,4 triliun per September atau triwulan III tahun 2025.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra Parinringi saat ditemui di Kendari, Selasa, mengatakan bahwa pertumbuhan investasi di Sultra saat ini cukup signifikan. Secara keseluruhan jumlah investasi di Sultra per September 2025 mencapai Rp20,48 triliun.
Ia menyampaikan bahwa capaian akumulatif investasi Sultra telah melampaui target yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan persentase hingga 154,26 persen.
“Realisasi Investasi Provinsi Sulawesi Tenggara hingga September Tahun 2025, yaitu Rp20,48 triliun. Capaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan Kementerian Investasi/BKPM yang sebesar Rp13,28 triliun , dengan persentase pencapaian 154,26 persen,” kata Parinringi.
Dia menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dimiliki, peningkatan drastis terjadi pada periode triwulan III (Juli-September) 2025. Secara khusus, realisasi investasi pada triwulan ini mencapai Rp6,86 triliun.
“Capaian ini terbilang kenaikan yang cukup pesat jika dibandingkan dengan realisasi investasi triwulan III tahun 2024, yang hanya sebesar Rp3,22 triliun, yang berarti ada kenaikan 112 persen,” ujarnya.
Parinringi merincikan akumulasi investasi di Sultra hingga September 2025 terdapat investasi dari PMA dengan kontribusi pemasukan mencapai Rp15,4 triliun, sementara penanaman modal dalam negeri atau PMDN menyumbang Rp5,07 triliun.
Ia juga mengungkapkan bahwa Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya menjadi subsektor dengan realisasi investasi tertinggi, mencapai Rp10,5 triliun hingga September 2025.
Sektor lain yang turut berkontribusi besar antara lain Pertambangan (Rp4,4 triliun) dan Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran sebesar Rp2,07 triliun)
Adapun sebaran investasi paling banyak terpusat di Kabupaten Kolaka dengan nilai realisasi mencapai Rp13,1 triliun. Posisi kedua ditempati Kabupaten Konawe dengan Rp4,6 triliun.
“Realisasi investasi yang terealisasi merupakan bukti nyata dari sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem investasi yang semakin menarik dan produktif,” ujar Parinringi.
Parinringi juga menambahkan bahwa kenaikan investasi ini juga berdampak signifikan pada penyerapan tenaga kerja. Total serapan tenaga kerja dari triwulan I hingga triwulan III tahun 2025 tercatat sebanyak 10.835 orang.
“Dari jumlah tersebut, sebanyak 10.420 orang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan 415 orang merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA),” kata Parinringi. (redaksi)