Kendari – Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara menggandeng sebanyak 21 pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) untuk memberikan pendidikan non-formal bagi anak-anak yang tidak sekolah di daerah itu.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari Maljuwais saat ditemui di Kendari, Selasa, mengatakan bahwa tujuan menggandeng PKBM tersebut dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi para anak tidak sekolah di kota yang bertajuk Kota Lulo itu dapat meraih ijazah paket A, B, dan Paket C.

“Jadi, salah satu solusinya ketika dia putus, orang tidak mau lagi sekolah, tapi kita harus masukkan dia di paket. Kalau di SD kan paket A. Kalau SMP paket B, SMA paket C. Nah, itu yang sementara juga kita salah satu solusi yang kita lakukan,” katanya.

Dia menyebutkan, berdasarkan data yang dimiliki, anak tidak sekolah di Kota Kendari ini masih menjadi perhatian yang serius. Sebab, pihaknya mendata masih terdapat ribuan anak yang tidak sekolah tersebut dikarenakan faktor ekonomi.

“Faktor ekonomi memang utama,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, untuk data 2023 tercatat 6.532 anak masuk kategori anak tidak sekolah, kemudian pada 2024 terdapat penurunan menjadi 5.354, dan di 2025 lebih dari 3.000 orang,” ujarnya.

Ia menjelaskan, meskipun faktor ekonomi adalah yang paling utama, masalah lain seperti orang tua yang berpisah atau kehilangan pekerjaan juga berkontribusi pada meningkatnya jumlah anak putus sekolah.

Untuk menurunkan angka tidak sekolah tersebut, berbagai program telah di lakukan oleh pemkot Kendari. Mulai pemberian beasiswa, kerjasama dengan PKBM, hingga pembentukan satuan gugus tugas (satgas) di wilayah tersebut.

Ia menambahkan, pembentukan satgas tersebut dilakukan di setiap kelurahan bertugas mendata dan melakukan intervensi langsung kepada anak-anak yang putus sekolah.

“Selain tim kelurahan, kan kita sudah bentuk satgas untuk mengatasi ATS (anak tidak sekolah),” tutupnya. (redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *