Kendari, Kabengga id— Himpunan Pelajar Mahasiswa Poleang (HIPMAP) Kendari menyampaikan kritik keras terhadap keberadaan sejumlah alat dan mesin pertanian (alsintan) bantuan pemerintah yang ditemukan terparkir di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius terkait etika distribusi bantuan dan komitmen pemerintah terhadap nasib petani.
“Alsintan itu milik negara, untuk petani. Kenapa harus diparkir di Rujab Bupati? Rujab bukan gudang, bukan kantor teknis, dan jelas bukan showroom alsintan,” tegas Andi Makkatajangi , Ketua HIPMAP Kendari.
Temuan ini menjadi ironi di tengah kondisi petani yang sedang memasuki akhir masa panen dan sangat membutuhkan dukungan peralatan. HIPMAP menilai penempatan alsintan di rujab justru menunjukkan ketidaksensitifan terhadap realitas lapangan dan mengesankan adanya dominasi kekuasaan atas fasilitas publik.
“Kami tidak anti bantuan, tapi prosedurnya harus benar. Kalau alsintan itu memang untuk petani, ya segera salurkan. Jangan dibiarkan berjejer di halaman rumah bupati seolah-olah itu barang pajangan,” ujarnya lagi.
HIPMAP juga mempertanyakan mengapa alsintan tidak disimpan di kantor Dinas Pertanian yang secara teknis lebih layak dan memiliki otoritas dalam pengelolaan alat pertanian bantuan pemerintah.
“Kalau disimpan di Dinas Pertanian, itu bisa dimonitor, bisa diakses sesuai prosedur. Tapi kalau di rujab, bagaimana kontrol publiknya? Jangan sampai ada kesan bahwa program pemerintah jadi alat pencitraan semata,” tambahnya.
HIPMAP Kendari mendesak Bupati dan instansi terkait untuk memberikan klarifikasi kepada publik serta segera menyalurkan alsintan tersebut kepada kelompok tani yang membutuhkan.
“Kami akan terus kawal. Petani bukan penonton, mereka pelaku utama pertanian. Sudah saatnya kebijakan betul-betul berpihak kepada rakyat kecil,” pungkas HIPMAP. (Redaksi)