Kendari : Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Yusrianto, S.H, M.Si melakukan kunjungan ke DPC HNSI Kabupaten Buton, Kamis (5/7).
Dalam kunjungannya Yusrianto menyempat diri melihat langsung program pembinaan sekaligus menjadi mitra DPC HNSI yakni karamba batu, pusat industri pengolahan ikan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasar Wajo dan UMKM bidang perikanan.

Yusrianto mengatakan bila melihat potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Buton maka sewajarnya Buton dijadikan pusat industri perikanan dan kelautan agar dapat membuka lapangan kerja baru dan mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pesisir.
Apalagi Sultra menjadi pusat industri tambang nikel yang tentunya akan membutuhkan lapangan kerja yang banyak. Diperkirakan 2 tahun sampai 3 tahun saat pembangunan smelter rampung akan membutuhkan sekitar 250 ribu tenaga kerja yang tentunya membutuhkan ikan.

“Peluang ini harus disikapi dengan berkolaborasi dengan semua pihak agar bisa mendorong kesejahteraan masyarakat,” jelasnya
Demikian dikatakan Ketua HNSI Sultra Yusrianto, S.H, M.Si ketika dikonfirmasi Kabengga. Id, Sabtu (6/7).

Yusrianto menambahkan potensi kelautan dan perikanan Kabupaten Buton yang besar seharusnya pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dapat menjadikan Kabupaten Buton sebagai skala priotitas pembangunan infrastruktur bidang perikanan agar memudahkan nelayan dalam mengelolan hasil tangkapan ikan.
Potensi lahan pengembangan budidaya laut Sultra mencapai 230 ribu hektar dengan tingkaat pemanfaatan mencapai 24,25 persen, sedangkan potensi tambak luasnya mencapai 4.4069 hektar dan pemanfaatan mencapai 36,39 persen. (LMS)