Kendari – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sultra memberikan penghargaan kepada tokoh agama Budha yakni Alexandee Tanjaya
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memberikan Piagam Penghargaan kepada seorang tokoh istimewa: Alexander Tanjaya.
Pemberian penghargaan dilaksanakan di Hotel Fortune Kendari, Rabu (14/5).
Alexander adalah seorang pengusaha beragama Buddha, namun dikenal luas sebagai tokoh toleransi dan kemanusiaan antarumat beragama di Sultra
Alexander telah membangun masjid yang diberi nama Masjid Rahmatan Lil Alamin di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.
Masjid itu rampung pada 2022, dan sejak itu menjadi rumah ibadah yang nyaman bagi warga sekitar terutama mereka yang sebelumnya harus berjalan jauh demi menunaikan salat.
Pemberian piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Ketua Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Dr. Pendais Haq.
Ia didampingi oleh Ketua PW GP Ansor Sultra, Saninuh Kasim, SH, MH, Sekretaris GP Ansor Sultra, Salahuddin Loga, serta sejumlah jajaran pengurus lainnya.
“Ini adalah wujud komitmen Ansor dalam menjaga toleransi, yang merupakan pilar utama dalam menjaga keutuhan NKRI,” kata Ketua GP Ansor Sultra Saninuh Kasim.
Ia menegaskan bahwa apresiasi terhadap tokoh-tokoh yang berjasa bagi kemanusiaan tak boleh hanya datang dari satu kelompok saja.
“Bukan cuma Ansor. Siapapun itu harus memberikan apresiasi kepada mereka yang memiliki kontribusi besar terhadap toleransi dan kemanusiaan.” terangnya.
Dalam suasana kebatinan yang akrab dan penuh makna, Saninuh mengucapkan, “Selamat Hari Waisak,” sebagai bentuk penghormatan terhadap keyakinan Alexander Tanjaya.
Dr. Pendais Haq menerangkan dialog antarumat beragama adalah elemen penting dalam menjaga harmoni sosial.
Ia menyebut Alexander sebagai ikon toleransi di Sultra. “Pak Alex adalah salah satu contoh yang menjadi icon toleransi beragama di Sulawesi Tenggara,” ungkap Pendais, yang pernah menjabat sebagai Ketua PW GP Ansor Sultra.
Sementara itu, Alexander Tanjaya menerima penghargaan tersebut dengan penuh rasa syukur dan rendah hati. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa toleransi adalah sesuatu yang sangat prinsipil dalam hidupnya.
“Bagi saya, perbedaan itu adalah Sunatullah dan merupakan hal yang lumrah bagi kita semua. Justru dengan adanya perbedaan, sebaiknya dan wajib kita berlomba-lomba saling menciptakan keharmonisan,” ujarnya.
Ia meyakini bahwa keharmonisan akan melahirkan kerukunan, kedamaian, dan sikap saling menghormati serta menyayangi satu sama lain. “Saya selaku pribadi mengharapkan kerukunan di dalam umat beragama selalu tercipta dengan baik,” lanjutnya.
Keputusan untuk membangun masjid, menurut Alex, lahir dari kepedulian melihat warga yang kesulitan mengakses rumah ibadah karena jaraknya yang jauh dari permukiman mereka.
“Tetapi mereka sungguh-sungguh untuk menjalankan ibadahnya. Saya pikir sebaik-baik manusia adalah dia yang bermanfaat bagi sesamanya,” ucapnya dengan tulus.
Ia menolak untuk mengambil pujian pribadi. Menurutnya, pemberian itu hanyalah bentuk dari menyalurkan rezeki yang dititipkan oleh Tuhan. “Pemberian ini sebenarnya bukan pemberian pribadi, tetapi hanya menyalurkan pemberian dari Tuhan Allah,” tuturnya. (redaksi)