Foto. Dr. La Sahara, S.Pd, M.Pd saat tampil sebagai pemateri pada Workshop Manajemen Proses dan Evaluasi Sistem Pembelajaran bagi Guru untuk Meningkatkan Mutu dan Akreditasi Satuan Pendidikan di SMA IT Al Qalam (K.Id74)

Kendari – Dosen Pendidikan Fisika Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sultra Dr. La Sahara, S.Pd, M.Pd merupakan salah satu dari dua doktor bidang Pendidikan Fisika di Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini dan Alumnus Program  Doktoral pada Program Studi S3 Pendidikan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang (UM) tahun 2024 mengatakan setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda dalam belajar karena setiap peserta didik memiliki dengan keunikan atau karakteristik individu yang berbeda dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru di kelas.

Hal tersebut dikatakan La Sahara pada hari kedua, saat tampil sebagai pemateri pada Workshop Manajemen Proses dan Evaluasi Sistem Pembelajaran bagi Guru untuk Meningkatkan Mutu dan Akreditasi Satuan Pendidikan di SMA IT Al Qalam, Kendari yang  dilaksanakan pada hari  Jumat (27/9) dan Selasa (1/10).

“Seorang guru harus memahami keunikan masing-masing peserta didik dalam proses pembelajaran apakah gaya belajarnya lebih cenderung secara audio, visual, audio-visual, atau kinestetik,” terang La Sahara kepada Kabengga.Id.

Dikatakan perlunya pemahaman keunikan masing-masing peserta didik secara komprehensif oleh seorang guru agar dapat memfasilitasi proses belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan  strategi/ model atau pendekatan pembelajaran yang telah direncanakan.

“Intinya dengan mengetahui keunikan peserta didik dapat membantu peserta didik untuk aktif belajar sehingga dapat memahami konsep secara utuh sesuai dengan konsep ilmiah,” ungkap doktor muda ini.

Lebih jauh, dosen pendidikan fisika ini menjelaskan seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar yang mantap agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan perencanaan dan waktu yang telah ditentukan.

Menurutnya dalam proses pembelajaran terdapat banyak strategi atau model/pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar, diantaranya model pembelajaran berbasis masalah (problem basic learning atau PBL) dan model pembelajaran berbasis proyek (Projek Basic Learning atau PjBL) yang lebih disarankan dalam Kurikulum Merdeka saat ini termasuk model pembelajaran penemuan dan inkuiri dalam yang sering digunakan khususnya dalam pembelajaran Fisika, Biologi dan Kimia.

“Tapi perlu diingat kedua strategi pembelajaran tersebut  bisa dilaksanakan dengan baik jika seorang guru mampu menguasai itu keterampilan dasar mengajar termasuk menguasai konten atau materi yang diajarkannya,” ujarnya.

Ada delapan dasar keterampilan mengajar diantaranya bagaimana proses membuka dan menutup pelajaran, memberikan penjelasan, mengadakan variasi, keterampilan bertanya dan lain-lain. Dalam uraiannya, bagaimana  peran guru menarik perhatian peserta didik, selalu melakukan komunikasi guru dan siswa, materi yang diajarkan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,  menjelaskan materi secara benar, bertanya atau memberikan kesempatan bertanya dari peserta didik,  memberikan penguatan ketika mereka menjawab pertanyaan dari guru atau dari temannya dan membimbing diskusi dalam belajar.

“Kedelapan keterampilan dasar mengajar ini mutlak harus dikuasai dan dipahami oleh teman- teman guru sebagai dasar dalam meningkatkan kualitas peserta didik,” ungkapnya.

Ditanya manfaat dari workshop, La Sahara menerangkan workshop sangat bermanfaat agar guru mampu mengaktualisasikan keterampilan dasar mengajar dan memfasilitasi peserta didik dalam memahami  konsep-konsep sehingga konsep yang dipelajarinya menjadi bermakna dan berguna dalam kehidupan sehari hari mereka.

“Kalau dilihat saat ini guru-guru sudah baik dalam mengajar hanya ada beberapa penekanan apalagi di kurikulum merdeka ini, ada kecenderungan peserta didik belajar melalui internet atau sumber belajar yang lainnya sebagai dampak dari kemajuan teknologi, nah sebagai guru perlu mengecek kebenaran konsep atau materi tersebut sehingga bisa dikonfirmasi apakah konsep tersebut sesuai konsep ilmiah, benar-benar sesuai fakta dan tidak terdapat kesalahan konsep, atau miskonsepsi,” imbuhnya.

Kegiatan workshop yang berlangsung selama dua hari itu diikuti seluruh guru di SMA IT AL Qalam yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan.

Pada hari pertama workshop, Selasa (27/9) La Sahara menjelaskan tentang manajemen pembelajaran berkaitan dengan perangkat pembelajaran, sedangkan pada Selasa (1/10) membahas bagaimana memciptakan proses pembelajaran yang bermakna dan menyusun evaluasi atau instrumennya sehingga seluruh aktivitas belajar dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat terlaksana dengan baik dalam melayani belajar peserta didik.

Hasil yang diharapkan dari workshop adalah guru diharapkan bisa melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan atau strategi pembelajaran, kedua guru bisa menerapkan keterampilan dasar mengajar secara operasional dan ketiga diharapkan seorang guru bisa menyusun  dan melaksanakan evaluasi yang kesemuanya sebagai suatu sistem yang tidak terpisahkan sehingga  benar-benar mencapai tujuan pendidikan  telah direncanakan sekaligus akan mendapatkan  akreditasi yang baik tentunya.

Doktor pendidian fisika ini berharap kepada guru SMA IT Al Qalam agar dengan selesainya mengikuti workshop dapat melaksanakan proses pembelajaran, meningkatkan keilmuannya, selalu belajar, selalu merenungi konsep-konsep yang dipelajarinya sehingga saat proses pembelajaran dapat memfasilitasi belajar peserta didik dengan sebaik-baiknya. (LMS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *