Kendari : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) mendorong pemerintah pusat dan daerah agar membangun industri perikanan di daerah kepulauan.
Hal ini penting mengingat daerah kepulauan merupakan kawasan atau wilayah produsen ikan terbesar di Sultra.
Demikian dikatakan Ketua DPD HNSI Sultra Yusrianto, SH, M.Si kepada Kabengga id, Senin (8/7) seusai melakukan kunjungan di Kabupaten Buton.
Dikatakan, meski Sultra salah satu produsen ikan terbesar di Indonesia akan tetapi sarana pendukung untuk eksport belum cukup.
Misalnya dalam hal infrastruktur untuk menempatkan kontainer termasuk penyediaan depo kontainer belum tersedia.
“Kita tahu bersama infrastruktur seperti pelabuhan belum maksimal sehingga ikan nelayan Sultra lebih banyak dikirim antar pulau” jelasnya.
Selain Sultra daerah yang telah melakukan eksport ikan adalah Makassar dan Surabaya dimana kapal-kapal eksport yang berukuran besar bisa sandar.
“Itulah yang selama ini DPD HNSI sampaikan dan perjuangkan bahwa harusnya pemerintah pusat dan daerah mendorong pembangunan infrastruktur terutama pelabuhan dan pabrik perikanan,” terangnya.

Menurut Bung Yusrianto, tugas Gubernur dan Bupati kedepan adalah bagaimana mendorong pembangunan industri perikanan di Sultra.
Sebagai contoh saat dirinya ke Kabupaten Buton menunjukkan kalau ikan hasil tangkapan nelayan melimpah tapi terkendala pemasarannya. “Nelayan Buton kesulitan memasarkan ikan dan hasil olahan ibu-ibu nelayan seperti abon ikan,” paparnya.
Kedua, nelayan Buton butuh permodalan untuk itulah HNSI mencoba berkolaborasi baik pemerintah daerah maupun para pengusaha guna mendorong produksi ikan dan hasil olahan ibu-ibu nelayan agar bisa meningkat dan bisa mengakses permodalan.
Ketiga, bagaimana mendorong pemerintah baik pusat maupun provinsi untuk meningkatkan kualitas produksi hasil perikanan seperti abon agar bisa bersaing dengan produk yang ada di Indonesia bahkan dengan produk luar negeri.
Lebih jauh Yusrianto mengakui sektor kelautan dan perikanan jauh lebih potensial dari pada sektor lain seperti sektor pertambangan.
“Berdasarkan hasil diskusi dengan teman-teman pertambangan terungkap bahwa sektor pertambangan diperkirakan 10 tahun kedepan nikel akan habis,” bebernya.
Tapi sektor kelautan dan perikanan akan tetap lestari sepanjang masyarakat menjaga laut dan terumbu karang dari kerusakan dan pencemaran. (LMS)

