Kendari – Meski terbilang sekolah baru SMA Negeri 12 Kendari terus memacu diri melengkapi sejumlah sarana dan prasaran guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Padahal awal berdiri SMAN 12 Kendari pada tanggal 4 Juni 2021 sampai-sampai meminjam ruang kelas milik SMA Negeri 4 Kendari.

Saat SMAN 12 memulai penerimaan siswa baru tercatat 118 siswa atau sekitar empat rombongan belajar (rombel). Kemudian saya diamanatkan sebagai pelaksana kepala sekolah (kepsek) kemudian menjalin kerjasama dengan SMAN 4 Kendari dalam hal bantuan tenaga guru karena awalnya belum ada guru.

Sebagai pelaksana Kepsek memang cukup berat sebagai sekolah baru dengan fasilitas yang minim apalagi harus menumpang di SMA 4 dengan fasilitas apa adanya.

“Kami menempati lima gedung, empat gedung kelas, satu gedung untuk kantor untuk guru dan kebanyakan adalah guru SMA 4 yang diperbantukan sekaligus menambah jam mengajar mereka,” kata Kepala SMAN 12 Kendari, Sudarso, S.Pd, M.Pd kepada Kabengga.id, Kamis (18/7)

Terkait dengan pendanaan sebagai sekolah baru selama enam bulan, belum ada dana sehingga untuk menjalankan proses belajar mengajar (PBM) terpaksa pinjam atau patungan sesama guru.

Tapi setelah siswa dimasukan dalam dapodik dan diferivikasi barulah siswa didanai oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hanya saja dana BOS masih kecil karena siswa masih sedikit.

“Bagi saya meski dana BOS-nya sedikit tapi PBM harus tetap berjalan dengan baik, sebab prinsip saya yang paling utama suatu sekolah adalah PBM berjalan dengan baik,” tandasnya.

Di tahun 2021, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra mulai menganggarkan melalui APBD dengan pembangunan pertama yakni gedung sekolah tiga kelas tambah satu laboratorium.

Setelah dibangun tiga kelas satu laboratorium kemudian 30 Januari 2023, SMAN 12 pindah di lokasi baru di Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu tepatnya di lorong praja yang diresmikan Sekda Sultra Asrun Lio.

Tahun 2024 SMAN 12 Kendari berhasil menamatkan 100 orang siswa dari angkatan pertama (yang mendaftar tahun 2021 red) sebanyak 118 siswa tapi ada yang keluar dan pindah.

“Terkait jatah bebas tes tentu saja jatah kami sedikit dan rata-rata alumni kami bebas tes di UHO tapi untuk tes tertulis siswa kami ada yang lulus di universitas ternama di Sulsel dan di Jawa.

“Alhamdulillah alumni pertama kami yang berjumlah 100 orang tersebar lulus di berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut Sudarso menguraikan bahwa gedung kelas dan laboratorium sudah berdiri tapi masalah muncul lagi yakni jalan masuk ke sekolah yang rusak

“Lalu kami bangun komunikasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan bantuan perbaikan jalan. syukur kami dibantu dan jalan sekarang sudah di paving blok. Sekarang yang jadi kendala adalah lapangan upacara kalau hujan becek terendam air kadang kami tidak laksanakan upacara, makanya kami harapkan pihak terkait bisa menjadi perhatian,” urai Kepsek.

Ia menambahkan semakin hari siswa semakin banyak, kemarin tiga tingkatan jumlah 222 siswa maka melalui APBD, Dinas Dikbud Sultra mendirikan gedung baru sejumlah lima  kelas.

Terkait pembangunan ruang kelas awalnya siswa belajar dua shif sewaktu ruang kelas  pertama, tapi setelah ada tambahan lima kelas semua siswa masuk pagi.

Nah sekarang ini, alhamdulillah kami menamatkan empat kelas atau 100 orang. Penerimaaan siswa baru tahun ini sudah angkatan yang keempat, kami menerima siswa melalui online sebanyak dua kelas dan yang offline bertambah dua kelas.

“Mudah mudahan tidak bergeser, mudah-mudahan konsisten” tandasnya.

Sebab kalau kurang dari empat kelas guru bersertifikat kesulitan jam mengajar dimana (guru sertifikat red) memerlukan jam mengajar yang cukup, tapi sekarang sudah bisa ditanggulangi walaupun masih ada guru yang mencari jam mengajar di sekolah luar karena rombel yang masih terbatas.

Disebutkan tahun ini SMAN 12 mendapatkan bantuan pembangunan dari dana DAK  dengan delapan item yang disiapkan Kadis Dikbud Sultra yaitu bangunan RKAB 4 kelas, bangunan ruang Kepsek, ruang tata usaha, ruang guru, dan ruang guru bimbingan konseling (BK), serta dua laboratorium masing-masing lab fisika dan komputer.

Upaya yang dilakukan adalah mempersiapkan semuanya agar SMA 12 bisa menjadi sekolah tujuan artinya motivasi pendirian sekolah ini dipersiapkan menjadi sekolah unggulan di Kota Kendari.

SMA 12 terus berpacu seiring dengan waktu yang tadinya kalau kita flasback kebelakang waktu itu guru masih dibantu dari SMA 4 sekarang guru kami berjumkah 36 orang terdiri dari sekitar 27 guru ASN dan sisanya guru honor yang mengabdi untuk mencukupkan mata pelajaran yang ada.

“Dibidang ekstrakulikuler anak-anak kami sangat aktif mengikuti kegiatan lomba-lomba sehingga kadang sekolah kewalahan dalam hal pendanaan,” terang Kepsek sambil tersenyum.

Soal penerapan kurikulum merdeka di SMAN 12 Kendari sudah dua tahun menerapkan kurikulum merdeka yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013. Syarat menjalankan kurikulum merdeka adalah meningkatnya kompetensi guru. Oleh karena itu pihak sekolah beberapa kali mengundang pemateri yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru.

Sebagai sekolah umum SMA 12 juga menerima siswa berkebutuhan khusus dalam arti kekurangan fisik.

“Kami tidak boleh menolak siswa berkebutuhan khusus untuk itu kami membekali guru guru dengan mengundang pemateri yang berkompoten, karena dalam membimbing siswa guru tidak boleh menyamakan siswa berkebutuhan khusus dengan siswa normal tapi harus diberi perlakuan khusus,” ketusnya.

Diungkapkan siswa berkebutuhan khusus , menurut Kepsek tahun lalu terdapat tiga orang berkebutuhan khusus. Sedangkan untuk siswa baru ini, ada siswa berkebutuhan khusus meskipun belum dilakukan pendataan dalam arti tidak total, kalau tuna netra atau tuna rungu total sekolahnya di SLB.

“Kan mereka mau masuk di sekokah umum makanya kami membekali guru-guru, jadi kami antisipasi makanya ada guru dipanggil pelatihan di Bogor dan saya sebagai kepala sekolah dipanggil ikut pelatihan di Jakarta terkait sekolah umum yang menerima siswa berkebutuhan khusus,” ungkap.

Bidang rohani selalu dilaksanakan yaitu salat dzuhur berjamaah. “Jam pulang siswa jam 1.00 Wita tapi kalau waktu dzuhur kami salat berjamaah kebetulan ada kelas yang belum ada meja dan kursi siswa,”

Tapi Dikbud membantu SMAN 12 dan dalam waktu dekat akan datang meubel baru untuk delapan kelas.

“Makanya saat ini kami menunggu datangnya meubel baru, karena kami memang kekurangan kursi, kadang kursi di ruangan saya diangkat dibawah ke kelas,” ketusnya.

Dibidang keagamaan selain dilakukan salat dzuhur berjamaah. Saat ini sedang dibangun masjid dengan ukuran 15 m x 15m. Nantinya masjid tersebut digunakan untuk siswa sekaligus untuk masyarakat sekitar sekolah. Kedepan secara bertahap akan diupayakan pembangunan pagar keliling sehingga SMAN 12 Kendari menjadi sekolah aman dan nyaman. (LMS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *